Harga CPO kontrak berjangka di Bursa Malaysia diperkirakan naik pada pekan ini. Prediksi ini didorong oleh penguatan harga minyak kedelai dan minyak mentah global dalam beberapa waktu terakhir.
Analis komoditas David Ng menyebutkan bahwa sentimen positif di pasar minyak goreng global, terutama dari pergerakan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT), berpotensi memberikan dorongan tambahan bagi harga CPO lokal.
“Di saat yang sama, harga minyak mentah yang lebih tinggi bisa mendorong permintaan CPO, khususnya di sektor biodiesel, mengingat keterkaitan erat antara harga energi dan penggunaan biofuel,” ujarnya.
David juga menambahkan bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah, terutama konflik antara Iran dan Israel, turut berkontribusi pada lonjakan harga minyak mentah dunia. Hal ini dianggap sebagai faktor pendukung tambahan bagi penguatan harga CPO lewat jalur biodiesel.
Ia memperkirakan harga kontrak acuan CPO akan berada di kisaran RM4.050 hingga RM4.250 per ton selama pekan mendatang.
Sementara itu, analis senior dari Fastmarkets Palm Oil Analytics, Dr Sathia Varqa, mengatakan bahwa arah pasar masih belum pasti dan sangat bergantung pada data ekspor yang akan dirilis dalam waktu dekat.
“Pelaku pasar tengah menanti angka produksi Malaysia selama 20 hari pertama bulan Juni. Data ini akan menjadi acuan utama untuk menilai kondisi produksi setelah tiga bulan sebelumnya menunjukkan tren produksi yang kuat,” jelasnya.
Secara mingguan, kontrak CPO untuk Juli 2025 tercatat naik RM146 menjadi RM4.071 per ton. Kontrak Agustus 2025 juga menguat RM180 ke posisi RM4.107 per ton. Selanjutnya, September 2025 naik RM196 ke RM4.118 per ton, Oktober 2025 bertambah RM201 menjadi RM4.115 per ton, November naik RM208 menjadi RM4.118 per ton, dan Desember 2025 melonjak RM209 ke level RM4.126 per ton.
Volume perdagangan mingguan juga meningkat signifikan dari 339.415 lot menjadi 401.206 lot. Namun, posisi kontrak terbuka tercatat menurun dari 244.432 kontrak menjadi 231.757 kontrak. Untuk harga CPO fisik bulanan, wilayah Selatan Malaysia mencatat kenaikan dari RM4.060 menjadi RM4.120 per ton.***