BALIKPAPANPOS.COM – Sebanyak 13 ekor anak komodo menetas di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2023. Pada tahap awal kehidupannya, anak komodo tidak berada di tanah. Mereka memanjat pohon untuk menghindari predasi dari komodo dewasa.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga, menjelaskan bahwa anakan komodo secara naluriah memanjat pohon untuk bertahan hidup. “Anakan komodo memakan telur burung, anakan burung, burung dewasa, tokek, kadal, atau cecak selama mereka tinggal di pohon,” kata Hendrikus pada Sabtu (27/7/2024).
Telur komodo tidak dierami oleh induknya, melainkan ditimbun dalam sarang di kedalaman hingga 2,5 meter di bawah tanah. Masa inkubasi telur berkisar 7 hingga 8 bulan, tergantung pada suhu tanah. “Semakin hangat temperatur tanah, semakin cepat telur menetas,” jelas Hendrikus.
Komodo betina bertelur antara Juni hingga September, dengan anak komodo menetas pada Februari hingga April tahun berikutnya. Rata-rata jumlah telur yang menetas adalah 21 ekor per sarang, meskipun jumlah ini bisa bervariasi. Tercatat jumlah terbanyak adalah 38 ekor di Loh Buaya, Pulau Rinca pada tahun 2005.
Populasi komodo di Taman Nasional Komodo mengalami peningkatan pada tahun 2023. Setelah penurunan pada tahun 2022, jumlah komodo meningkat sebanyak 240 ekor menjadi 3.396 ekor. Populasi tersebar di lima pulau: Pulau Komodo (1.694 ekor), Pulau Rinca (1.509 ekor), Pulau Kode (92 ekor), Pulau Motang (70 ekor), dan Pulau Padar (31 ekor).
Ini adalah populasi tertinggi dalam enam tahun terakhir. Setelah meningkat dari 2.897 ekor pada tahun 2018 menjadi 3.303 ekor pada tahun 2021, populasi sempat turun pada 2022 sebelum kembali naik pada 2023.