BALIKPAPANPOS.COM – Wakil Presiden Ma’ruf Amin memberikan dukungan terhadap kelanjutan pembangunan Jalur Puncak II atau Poros Tengah Timur (PTT), yang merupakan inisiatif Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal ini disampaikan oleh Pejabat Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang mengindikasikan bahwa proyek ini akan terus digenjot.
Ajat Rohmat Jatnika, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor, mengungkapkan pernyataan ini di Cibinong pada Selasa (16/5/2024), seperti dilaporkan oleh Antara. Menurut Ajat, Pemerintah Kabupaten Bogor sedang menyiapkan usulan kepada KemenPUPR untuk pembangunan infrastruktur jalan dalam Jalur Puncak II.
Peran strategis Jalur Puncak II adalah menghubungkan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi transportasi antar kedua wilayah tersebut.
Diskusi mengenai proyek ini mencuat saat Penjabat Bupati Bogor, Asmawa Tosepu, bertemu dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jakarta pada Senin (15/7/2024) lalu.
Proyek Jalur Puncak II telah lama menjadi usulan dari Pemerintah Kabupaten Bogor, mengingat keterbatasan APBD untuk infrastruktur. Upaya pembukaan jalan tahap awal telah dilakukan melalui program Karya Bakti Skala Besar dan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) dengan melibatkan TNI.
Jalur Puncak II direncanakan membentang sepanjang 62,8 kilometer, dengan mayoritas berada di Kabupaten Bogor (48,7 km) dan sisanya di Kabupaten Cianjur (18,5 km). Bagian signifikan dari jalur ini, yaitu sepanjang 15,5 kilometer, akan menghubungkan Desa Warga Jaya, Kabupaten Bogor, dengan Green Canyon di perbatasan Karawang.
Rencana pembangunan jalan ini akan mencakup wilayah Sentul-Hambalang-Sukamakmur-Pacet-Cipanas. Lahan seluas 115 hektar dibutuhkan untuk proyek tersebut, dengan 63% di antaranya berupa hibah dari pemilik lahan.
Selain memperbaiki kemacetan di Jalur Puncak Cisarua, Jalur Puncak II diharapkan dapat mendukung ekonomi lokal, terutama di Kecamatan Sukamakmur. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Kecamatan Sukamakmur memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 52,23 poin, yang lebih rendah dari rata-rata IPM Kabupaten Bogor sebesar 69,12 poin, menjadikannya salah satu kecamatan dengan IPM terendah di wilayah tersebut.